Momen menjadi Ibu seringkali membuatku termenung. Lama. Ada perasaan-perasaan yang aku sendiri bingunh mendefinisikan. Apakah marah? Apakah capek? Apakah merasa cukup? Atau bahkan perasaan lainnya yang lagi-lagi membuatku bingung mendefinisikannya sebagai apa. Tapi rasa itu utuh ada.
Aku ingin egois makan dan minum dengan nyaman, tapi di saat bersamaan merasa bersalah ketika salah satu dari mereka minta ditemani main. Aku yang jangankan menyisir rambut, bahkan mandi saja sering jamak qasar. Mata terpejam tapi kepala lari kemana-mana.
Ketika nadaku sudah melengking, tubuhku terasa linu, aku duduk dan menata napas. Anak-anak hanya menuntut haknya, tempat ternyaman adalah aku sebagai Ibunya. Aku menangis entah yang ke berapa kali, merasa bersalah yang brengsek sekali hadir tanpa permisi.
2 bulan terakhir, anak-anak gantian sakit. Rata. Satu, dua dan tiga. Padahal aku sudah berusaha menjaga asupan makan, minum dan vitamin yang katanya tidak murah. Tapi imunnya ambyar juga. Memeluk Ben ketika disuntik, memberi pengertian Ray yang nego tidak mau minum obat, memerah asi buat Sea di ujung capek kerja. Roda hidupku 24 jam rasanya tidak cukup. Pagi ke pagi lagi.
Di ujung Desember, aku bertanya: Setahun ini aku ngapain aja? Aku memungut satu per satu rasa percaya diri. Menikmati rasa lelah dan syukur dalam waktu bersamaan. Meminta mudah alih-alih kuat untuk membuka dan menutup hari membersamai mereka sebagai Ibu.
Aku masih memakai daster, setelah memberi UAS 2 kelas sambil menyuapi ketiganya. Badanku, pikiranku, rasaku valid semua.
Semoga Allah memeluk dan memberikan puk-puk. Selamat hari Ibu! :)
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)