Btw, sejak usia Ben 20 weeks, saya mulai treatment di Bidan Kita. Buat memaksa tekat dan niat, saya memilih paketan—3 kali napas, 3 kali prenatal gentel yoga, ANC dan massage seharga 650 ribu. Sebelumnya hanya mengandalkan power walking, itupun seperti puasa daud, hari ini iya, besok enggak. Karena tahu diri, saya mulai memberdayakan diri biar lahirannya gampil, sekali bersin saja langsung keluar, wkwk.
Sebenarnya, channel youtube Bidan Kita banyak membagikan konten-konten gentle birth. PALUGADA, APA YANG LU MAU BIDAN KITA ADA. Balik lagi, saya butuh dipaksa dan butuh fasilitator/provider langsung untuk tahu apakah gerakan ini benar atau keliru. Parameter saya, kalau setelah treatment, tubuh saya lebih rileks, berarti gerakanku sudah benar. Jadi, kalo cuma nonton youtube rasanya kurang nampol. Tapiiii, kali ini saya latihan privat dulu, setelah tahu gerakannya, bisa praktik di rumah sendiri.
Latihan napas
Karena napas adalah koentji!
Latihan napas sama Mbak Arum |
Klise sekali rasanya, tapi kalau yang bisa mempraktikkannya, pasti bisa jadi juara *senyum kalem*. Pernah merasa marah, emosi, sebal dan rasa nggak enak lainnya, terus kita tarik napas panjang banget lalu mengembuskan pelan? Saat berulang kali melakukannya efeknya bisa lebih nyaman dan tenang, kan? Saya kalo lagi cuapek banget terus hawanya pengen nge-gas, hal pertama yang saya lakukan adalah memanjangkan napas. Nah, setelah ikut latihan napas di bidan kita, napas saya mulai terlatih. Tidak hanya mengenal napas dada, tapi juga napas perut.
Menurutku, latihan napas dan prenatal gentle yoga ini adalah hal dasar yang dibutuhkan untuk mempersiapkan persalinan yang minim trauma. Mbak Arum mengajari saya napas perut yang benar itu seperti apa, karena saya masih suka terbalik-balik. Saat mengembuskan napas, perut mengempis dan saat menghirup napas, posisi perut mengembang. Makin lama (usahakan) makin panjang. Posisi punggung saya yang sering membungkuk sering dikoreksi, karena untuk memperoleh napas yang panjang, posisi bahu tegak dibuang ke belakang. Hal-hal beginian yang tidak saya dapat kalau hanya mengandalkan youtube :D.
Dan saya baru tahu kalau dalam latihan napas itu ada ujiannya, lho. Di sesi pertama, ujiannya dengan cubitan. Mbak Arum mencubit beberapa titik, awalnya berasa tapi ketika saya fokus pada napas, cubitan yang lama-lama kencang jadi tidak terasa sakit. Di sesi napas lainnya, Mbak Ety menguji pakai es batu. Tangan saya dicelup ke es batu, dan saya fokus ke napas perut. Pas pertama dicelup rasanya pengen langsung ngangkat tangan karena kayak ditusuk jarum. Saat saya mencoba fokus ke napas lagi, dinginnya es yang membuat tangan nggak nyaman menjadi biasa karena mungkin kebas. Makin lama tangan dicelup dan dioles dengan es batu lagi. Saya mencoba fokus ke napas lagi. Sampai sesi selesai, saya lulus ujian dengan es batu 😊)). Di rumah disuruh latihan pakai es batu sendiri biar lebih panjang napasnya.
Meskipun fasilitatornya berbeda-beda, karena di Bidan Kita sesuai shift yang jaga, tetapi ada record-nya kok. Saya awalnya was-was karena tipikal kurang nyaman kalau treatment berganti-ganti orang, tapi disana enak semua. Sekarang Mbak Arum, besok Mbak Ety, lusa Mbak Firda atau Mbak Zulfa. Saya yang awam dan mengajukan segudang pertanyaan, dijawab dengan (((membumi))).
Latihan napas ini tidak hanya membantu saya dalam persalinan Ben yang beratnya 4,36 kilo, tapi juga membantu saya mengelola emosi ketika capek dan lebih gentle dalam pengasuhan Ray yang lagi aktif-aktifnya. Kalau lagi capek, napas panjang-sadari-berhenti sejenak dan legaan. Setelah persalinan pun, saya masih latihan napas secara mandiri setelah bangun tidur, sebelum tidur dan sisanya bisa kapan saja sesuai kebutuhan.
Prenatal Gentle Yoga
Karena pandemi, saya searching ke 4 fasilitator yoga yang menyediakan yoga privat. Akhirnya pilihan jatuh ke Bidan Kita. Rasanya mau meluk-meluk Mbak Ety, Mbak Zulfa sama Mbak Firda deh yang menjadi fasilitator yoga saya. Fasilitatornya ganti-ganti tapi mereka enak banget kalau pas latihan. Again, untuk satu treatment, saya biasanya gak nyaman kalau ganti-ganti fasilitator. Biasanya ada pembandingan, kok ini begini sih, enak yang itu. Entah kenapa kali ini saya bisa nge-blend sama semuanya.
Tengah Mbak Zulfa, paling kiri Mbak Firda, trus yang pake kiteks Mbak Ayaa :p |
Napas sama yoga ini paket combo yang bikin saya bebas dari sakit punggung selama kehamilan. Saya juga punya habbit punggung agak membungkuk, tapi sampai sekarang saya selalu membetulkan posisi tersebut dengan sadar. Seringkali kita gak sadar kalau kita jalan atau duduk dengan posisi sedikit membungkuk, padahal itu bikin capek banget lho. Coba sekarang berlatih dengan sadar buat menegakkan bahu biar napasnya lebih legaan.
Nah, setelah percaya diri ikutan kelas privat, saya mulai beli gymball, bahkan sampe dua biji biar nggak rebutan sama Ray. Dan seisi rumah juga demen pakai gymball, ahaha. Beli balok dua biji juga, tapi fungsinya ga optimal kalau yoga mandiri di rumah. Ikutan prenatal gentle yoga bikin bobo lebih pules, badan lebih seger, dan emosi lebih tertata, ahahah. Padahal kerjaan lagi padet banget, suami pun ada project yang nggak bisa diganggu. Otomatis wajib menjaga ritme biar nggak capek, karena kalo capek rentan berantem. Senggol dikit saja bacok. So, buat yang lagi hamil, latihan napas sama prenatal yoga ini bisa jadi treatment dasar untuk mengupayakan persalinan yang nyaman dan minim trauma.
Yok berdaya yok! |
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)