Banyak cerita cinta
yang mengharu biru, fenomenal sepanjang masa. Romeo-Juliet karya Shakesepare
(bener gak nulisnya?:p), dan yang paling hangat adalah novel yang dikarang
berdasar kisah nyata penulisnya, Ainun-Habibie. Novel ini difilmkan dan
penontonnya pun fantastis. Kala itu, ada 3 film yang dalam 10 hari rilis
berturut-turut. Bidadari-Bidadari Surga tanggal 10, 5 cm tanggal 12 dan the last Ainun-Habibie tanggal 20. Cerita
cinta yang didukung theme song yang
mendukung, membuat film tersebut diminati banyak kalangan, bahkan Preseiden pun
ikut ambil bagian dalam memberikan testimoni.
-------
13
Februari 2013
Ini hari ke-8 ibuku
masuk Rumah Sakit karena stroke (gejala stroke-Red). Tangan kanannya yang
merupakan salah satu organ fungsi untuk bergerak—makan, minum, sholat dan
aktifitas lainnya. 8 hari yang lalu kaku tidak bisa digerakkan. Semula hanya
merasa kesemutan, tetapi lama-kelamaan ibuk mengeluh sakit dan hampir saja
jatuh. Saat dicheck ke dokter, beliau
tidak menduga akan diopname. Tetapi, memang kondisinya memang harus rawat inap,
ibuku tidak bisa menolak saat Mas Jundi (kakak ke-2 ku) menyusul ke rumah sakit.
Awalnya tekanan darahnya hanya 140/90, tetapi sorenya sempat 240/100. Tangan kanan
sama sekali tida bisa digerakkan. Aku langsung pulang. Dan selama kurang lebih
10 hari, aku menyaksikan pemandangan itu. Merekalah sosok Ainun-Habibiku, cinta
kasih yang tercermin tanpa kata dari bapakku untuk ibuk. Selama ini mungkin
mereka tidak tau tentang bahasa cinta jaman sekarang, tetapi mereka menegasikan
dalam bentuk nyata meski tanpa kata. Setiap pagi, Bapak menyuapi, meladeni ibuk
dengan telaten, meski aku juga sering dominan menyiapkan keperluan ibuk yang
sifatnya lebih pribadi. Bapak juga menggerak-gerakkan tangan ibukku, memberikan
bantuan moril agar ibuku mampu melawan rasa takutnya yang berimbas pada
labilnya tekanan darah. Dan di sela itu, aku merasa takjub dengan bahasa cinta
luar biasa mereka. Bukan, Bapak-Ibuktidak bilang “i love you—i love you too” atau mengucapkan sayang-sayangan seperti
kebanyakan. Tetapi bahasa mereka lebih konkrit, yang bisa dilihat secara nyata.
Mungkin mereka malah tidak tau tentang abjad-abjad puisi, bunga-bunga mawar
dsb.
14
Februari 2013
Ini hari apa? :D
Perlu jawaban ya? :p
Aaah, meski semua
berhambur coklat, tapi hari ini tetap spesial, tanggal lahir Bapakku. Dulu biasanya,
aku membelikan tart sehabis pulang sekolah/kuliah, dan kami memotong sama-sama
dan dibagi rata. Tapi hari ini, suasananya lain, spesial bagiku. Percakapan yang
membuat aku menahan sedikit kristal mataku.
Ba’da jamaah shubuh
Aku : “Pak, selamat
ulang tahun”, sehabis salam aku meraih punggung tangan Bapak, dan ibu masih
komat-kamit meneruskan rapalan dzikirnya sambil berbaring di ranjang.
Bapak : “Makasih Nduk”,
sambil mengusap-usap kepalaku *hampir meleleh
Aku : “Semoga sehat dan
berkah selalu”, aku menyeringai tapi masih menggenggeng tangan Bapakku
erat-erat.
Sehabis itu, Bapak
membantu melepas mukena Ibuk dan memulai ritualnya kembali, yaitu membantu ibuk
menggerak-gerakkan tangan kanannya. Entah seperti apa, tapi merekalah
Ainun-Habibi yang aku punya. Cinta itu sederhana |
Selamat Ulang Tahun, Bapak. Terimakasih telah mencintai
Ibuk, yang akhirnya membuat kami “ada”.
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)