“Wahai,
wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh tahun, empat puluh, atau lebih dari
itu, tapi belumjuga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan,
atau tidak pernah ‘terpilih’ di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi
dan tampilan wajah). Yakinlah, wanita-wanita salehah yang sendiri, namun tetap
mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di
hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surge. Dan kabar baik itu
pastilah benar, bidadari surge parasnya cantik luar biasa”.
Itu
epilog Buku bidadari-bidadari surga yang selalu membuat saya merinding setiap
membacanya. Buku itu adalah buku kedua Tere Liye yang akan difilmkan tanggal 6
Desember 2012. Dalam bukunya, penulis secaralugas memaparkan tentang kegagahan
seorang Laisa (dalam bahasa Arab berarti ‘bukan kandung) yang sangat menyayangi
adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta.
Laisa
rela putus sekolah demi kelangsungan sekolah adik-adiknya. Bekerja keras, disiplin
dan bijaksana digambarkan dalam imajinasi tokoh tersebut. Menurut saya,
nilai-nilai social yang tersirat dalam buku tersebut sangat lengkap, selain
tentang kasih sayang dalam keluarga, topic perjodohan juga diselipkan di
bab-bab tertentu bahkan di akhir cerita.
Laisa
yang begitu mencintai adik-adik dan mamaknya rela berkorban segalanya.
Begitupun adik-adiknya, sangat patuh dan hormat kepada Laisa. Dalimunte yang
merasa rikuh ‘melangkahi’ kakaknya untuk menikah, serta disusul adik-adik
lainnya juga demikian. Hingga sampai pernikahan Yashinta, Laisa menghembuskan
nafas terkahir—Ia tersenyum untuk selamanya. Kembali. Bergabung dengan
bidadari-bidadari surga lainnya.
“Dan
sungguh di surga adabidadari-bidadari bermata jeli (Al Waqiah : 22). Pelupuk
matanya berkedip-kedip bagaikan sayap burung yang indah. Mereka baik lagi
cantik jelita (Ar Rahman: 70). Bidadari-bidadariSurga, seolah-olah adalah telur
yang tersimpan dengan baik (Ash Shaffat : 49). Tulisan-tulisan
itu nyata adanya, bukan hanya janji manusia atau dewa, tapi janjiNya yang
segala Maha dan tidak pernah ingkar sejengkalpun. Meskipun imajinasi tulisan
lebih hebat daripada visual, tetapi film ini diusung dengan penuh sarat makna
kebaikan. Kalian bisa kunjungi link resmi bidadari-bidadari surga di website jaringan bioskop 21dan bisa diakses juga melalui via FB. Yuk, nonton tanggal
6 Desember. Kalaupun kalian tidak puas dengan visualisasi filmnya dan
beranggapan "Ah, bagusan bukunya", tetapi setidaknya, kita ikut
berpartisipasi menyukseskan film Indonesia.
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)