Pengarang
: Tere Liye
Halaman
: 433 halaman
Penerbit
: Gramedia Pustaka
Utama
Harga
: Rp
60. 000
Buku
yang menceritakan tentang intrik, akal bulus untuk mengakali krisis-krisis yang
terjadi demi keuntungan pribadi. Teori ekonomi yang dikemas menarik dengan
bahasa novel. Krisis dunia, perbankan, investasi dijelaskan dengan ‘apik’ tanpa
menggurui. Serta yang tidak kalah penting, novel ini kalah seru dengan
intrik-intrik para ‘bedebah’ yang menggerogoti uang rakyat. Para koruptor,
penyuap negeri yang gemar berkelit dengan pasal hukum sehingga mencuri uang
triliunan hanya diganjar tida seperti mencuri telur ayam yang kalau ketauan
bisa digebuk mati sekampung.
Tommy
yang belia harus menyaksikan Papa Edward dan ibunya terbakar akibat amukan
massa yang meminta uang mereka kembali. Om Liem yang seakan menjadi alasan
semua kejadian itu, membuat Tommy membencinya sampai dia dewasa. Massa
terprovokasi oleh Polisi dan Jaksa yang serakah, bernama Wusdi dan Tunga.
Mereka berdua yang dipercayai menjaga amukan massa malah membawa kabur seluruh
aset, sertifikat tanah dan surat-surat berharga. Inilah penghianatan pertama.
“Sejak
kejadian menyakitkan masa lalu itu, aku selalu mengambil keputusan, tindakan,
aksi, intervensi apapun namanya, untuk menentukan takdirku sendiri. Tidak ada
rumus, biarkan mengalir apa adanya, apalagi tergantung pada takdir orang lain”,
hal itu prinsip dasar yang membuat Tommy menjadi pembelajar tangguh, tanggap
keadaan sehingga saat dewasa dia menjadi konsultan ekonomi yang hebat, sering
menjadi pembicara konferensi, masuk koran-koran yang memuat orang-orang yang
berpengaruh di dunia. Tetapi, dunia mengenalnya sebagai Thomas, dan Tommy
hanyalah sebutan di kalangan keluarganya saja, dan dirinya tidak ada dalam
daftar silsilah dari keluarga yang ada sangkut pautnya dengan Om Liem, cerminan
kebenciannya yang sangat mendalam.
Bertemu
dengan Julia, wartawati senior dari sebuah majalah ekonomi terkenal yang pada
akhirnya Julia membantu Tommy untuk menyelamatkan Bank Semesta milik Om Liem. Bank
Semesta yang dinyatakan pailit membuat Tommy mau tidak mau harus ikut andil
dalam penyelamatannya sekalipun dia sangat membenci Om Liem. Tommy berusaha
mengumpulkan data, mempengaruhi menteri, melobi sana sini agar Bank Semesta
diberi talangan.
Meskipun
beraliran ekonomi, buku ini juga tersirat beberapa pesan yang terselip lewat
dialog antara Tommy dan Opanya. Berikut kutipan Opa saat bercerita pada Tommy :
“Semuanya
dipelajari sendiriii, Tommy. Dicoba, gagal. Dicoba, gagal lagi. Teruskan saja
kaulakukan. Lama-lama kau tau sendiri bagaimana seharusnya trik terbaik dan
tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah sekolah terbaik. Sepanjang kau
punya semangat untuk itu, kau bisa ahli dalam banyak hal tanpa harus duduk di
kelas”
“Ada
banyak momen spesial ketika kita belajar sesuatu. Termasuk saat kita sudah
remaja. Melakukan perjalanan, bertemu banyak orang, membuka diri, mengamati,
mencoba sendiri, memikirkan banyak hal adalah cara tercepat belajar. Kau bisa
jadi tukang kayu yang baik jika berhari-hari mengunjungi lapak tukang kayu yang
sedang sibuk membuat meja, kursi, pintu dsb. Kau juga bisa menjadi tukang las,
tukang cat, pembalap, penembak, penjahat atau apapun jika menghabiskan waktu
dengan orang-orang dengan profesi itu. Sayangnya, banyak orang yang tidak
menyadarinya, mengahbiskan hari dengan rutinitas itu-itu saja tetapi
pengetahuannya tidak berkembang. Bagaimana mungkin, misalnya kau setiap hari
menumpang kereta, tapi tidak pernah tahu bentuk ruangan masinis? Kalau kau
otodidak yang baik, kau bahkan sudah bisa mengemudikan kereta, Tommy”.
Nah,
masih ada penghianatan di atas penghianatan lainnya, dimana orang kepercayaan
keluarga Tommy ternyata menjadi antek-antek musuh, orang yang paling dekat,
menusuk, menghujam tanpa ampun dan dia yang paling menginginkan Bank Semesta collapse. Siapa penghianat itu? Baca
sendiri ya :p
Kalau
kalian gak bisa beli sebenarnya ada cara lain, karena naskah novel ini sudah
diposting jauh-jauh hari oleh penulisnya di multiply dengan judul "Bangsat-Bangsat Berkelas.
Selamat
mebaca :D
Tidak ada komentar
Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Let's drop your comments ya. Insya Allah akan berkunjung balik :)