Assalamu'alaykum.
Ramadan berlalu semoga semangat ibadahnya tetap terjaga ya untuk menghidupkan syawal dan bulan-bulan setelahnya. Ah iya, lebaran pertama dimana? Bagi yang mudik ke kampung halaman pasti senang ya berkumpul dengan keluarga. Nah, kali ini aku mau bercerita tentang lebaran pertamaku. Benar-benar yang pertama, karena merupakan pengalaman pertama dan sekaligus lebaran di hari pertama dalam arti yang sebenarnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini aku menghabiskan lebaran di rumah mertua bersama suami. Dulu saya sempat meremehkan seorang kolega kantor yang ngotot dengan suaminya cuma perkara lebaran pertama akan dihabiskan di tempat siapa. Ternyata, setelah mengalaminya sendiri, ada rasa yang tidak biasa karena harus menghabiskan lebaran tidak bersama Bapak Ibu, seperti yang sudah-sudah. Terdengarnya sepele, tetapi realitanya bisa membuat bad mood kalau tidak dihandle dengan baik.
Tidak semenakutkan yang aku bayangkan, ternyata lebaran di tempat suami tidak kalah mengasyikkan ✌. Hanya mengubah-ubah suasana hati saja biar nuansa rumah bisa tercipta dimana saja. Toh ada yang sampai 13 lebaran menghabiskan lebaran pertamanya di keluarga suaminya juga gapapa. Gausah jauh-jauh, Mbak Endang almost 15tahun malahan selalu menemani suaminya di rumah saya . Saat saya menanyakan kepada beliau, "Gak pengen sekali-kali lebaran di tempat bapak ibumu Mbak?". Dan dia tersenyum tulus sekali seakan saya tahu kalau rumah suaminya adalah rumahnya juga. Duh, saya merasa ditampar berkali-kali.
Sore sebelum takbiran, suasana hati saya mendadak sendu. Rindu rumah tepatnya, cuma di ruang hati saya yang lain mencoba untuk beradaptasi dengan suasana baru. Suami tidak memaksakan sebenarnya, tetapi secara logis, justru saya sendiri yang menginginkan menemani mertua untuk lebaran bersama. Suami hanya 2 bersaudara, dan kakaknya ikut suaminya. Jadi kalau melihat mertua harus lebaran sendiri kok rasanya juga kasihan. Apalagi, di rumah saya sudah ramai, Bapak Ibu tidak merasa kesepian. Meskipun sebelumnya ibu sempat bertanya "Lebaran mau dimana wuk?". Ada desiran halus di hati saua yang seakan-akan membuat bibir kelu untuk menjawabnya.
Suami menangkap sinyal yang tidak enak sehingga saat magrib dia menanyakan apakah saya sedang marah atau tidak. Saya hanya menggeleng dan berusaha untuk menolak perasaan yang entah apa rasanya. Apalagi kemarin dikirimin suasanan takbir di rumah yang asoy geboy meriah banget yang dikirimkan Bapak sama Mamanya Dio membuat saya sekilas memiliki perasaan "Seharusnya saya juga disana". Sampai tidur dibtengah takbir, mata saya bisa mengembun. Suami menggenggam jemari saya dan saya tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan kalau saya rindu rumah. Saya tidak meminta pulang tetapi saya belajar beradaptasi dengan hal yang kali ini baru. Suami mengecup kening saya, memberikan "puk-puk" hingga saya sedikit tenang. Saya berjanji hal tersebut hanya kali itu saja dan tidak akan membiarkannya berlarut-larut.
Saya yang mengatasi lebaran pertama saja bisa se sentimentil kayak gitu apalagi merek yang gak bisa mudik ketemu orang tua? *plaaak*. Tamparan keras untuk saya yang kurang bersyukur. Huhu.
Bukan takut ditanya ina inu sih di lebaran tahun ini, tapi menyiapkan "lebaran pertama" yang sebelumnya sudah membayangkan yg bukan2 :(((. Bayangan memang jahat sekali kadang2, huhuhu. Karena tahun-tahun sebelumnya lebaran sama bapak ibu dan tetiba harus berubah skuadnya itu ternyata kayak gimana gitu.
Maaf lahir batin teman2, hadirkan nuansa ramadan di bulan syawal ya. Jangan sampai drop jiwa raganya ❤❤❤.
Then, yang dapet pertanyaan2 tengil "kapan, apa, mana dan kenapa" mending dihempas saja biar aura cantiknya tidak ternoda
.
.
NB: Aku bersyukur memiliki keluarga baru yang mengajariku banyak hal. Tidak memaksakan apalagi menggurui, tetapi lebih kepada membiarkanku berpikir bagaimana harus bersikap dan memposisikan diri. Laaaaf banget.
Wah lebaran dengan suasana yang baru ya, Mba. Iya bahkan banyak juga pasangan yang hidup di rantau beda benua, sama2 nggak merayakan lebaran di rumah ortu atau mertua. Anyway, moga hadiah Syawal atau setelahnya, dikasih amanah untuk jadi ibu ya, Mba. Amien moga disegerakan :)
BalasHapustahun ini juga lebaran pertama saya Mbak Ay, lebaran pertama tanpa suami (karena gak ikut mudik ke kampungnya), lebaran pertama dengan keluarga besar saya lagi setelah saya nikah dan punya anak.
BalasHapusMaaf lahir bathin ya Mbak :)
Aku lebarannya dijadwal mbak, tahun ini di rumah sendiri, tahun depan d rumah mertua, lebih nyaman di rumah sendiri dekat orang tua sih, tapi ya biar adil jadi gantian
BalasHapus