Nutrisi yang baik mengoptimalkan daya tahan tubuh anak terhadap infeksi berbagai penyakit
Dr. Nathanne menjelaskan kepada Audiens |
Waktu dapat undangan dari BriD untuk
reportase ke acara SMART PARENTING HEALTH
TALKSHOW dengan judul “LINDUNGI SANG
BUAH HATI DENGAN NUTRISI DAN STIMULASI YANG TEPAT”, terus terang saya
sangat senang sekali. Acara yang diadakan pada Sabtu, 30 Januari 2016 di FX
Sudirman tersebut sarat akan ilmu tentang tumbuh kembang anak. Dr. Nathanne
Septhiandhi, SpA yang merupakan salah satu spesialis anak di Brawijaya Clinic
memberikan penjelasan secara gamblang
mengenai pentingnya nutrisi dan stimulasi pada anak.
Penyimpangan tumbuh kembang harus
dideteksi sejak dini, terutama sebelum usia 3 bulan supaya dapat segera
diintervensi. Karena bila deteksi terlambat, maka penyimpangan sukar
diperbaiki. Mendengar intro yang
disampaikan Dr. Nathanne (ganteng) ini, membuat saya semakin tertarik
untuk mengikuti talkshow ini hingga rampung. Tumbuh
diartikan sebagai peningkatan ukuran tubuh, contohnya : tinggi badan, berat
badan dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan diartikan sebagai peningkatan
fungsi individu, yaitu : fungsi sensorik, motorik, kognitif, komunikasi,
emosi-sosial. Nah, faktor penentu
tumbuh kembang anak ada 2, yaitu : Eksternal (gizi, penyakit, kualitas
pengasuh, dll) dan internal (genetik dan proses sejak kehamilan).
Peserta yang didominasi calon ibu muda
dan ibu-ibu membuat saya tidak minder
untuk belajar tentang seluk beluk parenting. Karena sebelumnya saya pernah
diejek teman-teman karena ikut grup MPASI, pasalnya mereka melihat ke-single-an
saya yang istiqomah. Aduh, abaikan curhatan iklan ini, ehehe. Intinya, setiap
wanita wajib belajar tentang pembahasan ini karena kalaupun jomblo atau single,
yang namanya wanita kelak akan mengalami menjadi seorang ibu.
Dr.
Ganteng, eh Dr. Nathanne menjelaskan bahwa pemberian stimulus dapat dilakukan
kapan saja dan dimana saja setiap kali interaksi kepada anak. Tujuan stimulasi
tersebut adalah untuk merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar
kemampuannya berkembang optimal. Caranya bisa dengan rangsang suara, musik, gerakan, perabaan,
bicara, menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret,
menggambar. Mommy dan Daddy bisa
mempraktekkan di rumah ya.
Saat ada gangguan perkembangan pada anak,
orang tua dapat melakukan intervensi dini dan melakukan intervensi tersebut.
Berikut contoh gangguan perkembangan beserta intervensi yang dapat dilakukan :
Umur
3 bulan bayi tidak membalas tersenyum, intervensi yang dapat dilakukan adalah mengajak
bayi tersenyum dan bicara
sesering mungkin. Selain itu,
menunjukkan wajah yang cerah pada bayi, memeluk dan mencium bayi sesering
mungkin, memberikan gerakan lembut penuh kasih sayang.
Umur
9 bulan tidak mengoceh dadada..mamama, intervensi yang dapat dilakukan adalah mengaajak
bicara anak sesering mungkin, mengusahakan selalu menatap muka
anak bila berbicara agar anak dapat melihat bibir dan mata si pembicara,
menyebutkan nama benda, gambar, mendudukkan anak, memberikan benda yang berbunyi dari arah
samping kiri/kanan bergantian, ulangi.
Umur
9 bulan belum bisa bermain dengan benda-benda, mendudukan bayi dipangkuan,
meletakkan mainan
ditangannya supaya digenggam, tarik pelan-pelan,
meletakkan di
depan bayi mainan yang bisa dipegang dan tidak tajam,
mengajarkan untuk
meraih dan memegang mainan tersebut, mengajarkan memindahkan mainan dari
tangan kanan ke kiri, meletakkan benda yang lebih kecil seperti potongan
biskuit,
Latihlah
berulang-ulang, dengan kasih sayang.
Dalam
pembahasan tentang nutrisi, banyak pertanyaan-pertanyaan dari beberapa audiense. Di session ini pun saya banyak belajar karena sebelumnya sempat salah
menerapkan pola makan terhadap Dio dan Dea. Memberi makan kepada anak adalah
proses natural, tetapi 50%-60% orangtua melaporkan anak mereka mengalami
masalah. Yay, here we go, saya ceritakan satu per satu penjelasan Dr. Nathanne
kemarin :
Inappropriate feeding practice
Masalah makan yang
disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan usia. Permasalahan ini diakibatkan karena kurangnya pengetahuan
orang tua mengenai 4 hal, yaitu : tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan,
penyiapan dan penyajian yang higienis dan pemberian makan yang sesuai dengan
tahapan perkembangan anak dengan menerapkan feeding
rules. Contohnya : anak usia 1 tahun hanya
mampu mengkonsumsi makanan lumat/ diblender terkait dengan kurangnya latihan oromotor pada
periode kritis (usia 6-12 bulan). Saya setuju dengan hal ini, kadang ada juga
orang tua yang terburu-buru memberikan makan tambahan kepada bayi usia dibawah
6 bulan hanya karena bayi tersebut sering menangis. Heuheu.
Feeding Rules
Ada jadwal makanan utama
dan makanan selingan yang teratur untuk anak, yaitu 3x makan utaman dan 2x
makanan kecil diantaranya. Susu dapat diberikan 2-3x sehari sebagai tambahan. Yang
menjadi catatan penting dalam penjadwalan makan adalah lama makan hanya 30
menit dan hanya air putih di antara waktu tersebut.
Selama makan, tidak boleh
ada paksaan terhadap anak. intinya, suasananya harus menyenangkan. Selain itu
tidak ada distraksi, misalnya mainan, televisi, gadget pada saat makan karena dapat mengganggu proses makan.
Huaaaaa, ini juga menjadi PR buat saya karena Dio-Dea biasanya makan sambil
bermain. FYI, menjadikan makan sebagai hadiah ternyata juga tidak disarankan lho,
guys.
Kita wajib mengajarkan
anak untuk makan sendiri. Tidak masalah jika kotor dan belepotan karena itu
merupakan rangkaian proses belajar. Jika anak tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala,menangis),
maka kita bisa menawarkan kembalo makanan
secara netral, tanpa membujuk/memaksa. Variasi menu atau
perubahan rasa perlu dilakukan agar anak tidak cepat bosan. Selain itu cara penyajian
yang menarik juga akan mempengaruhi nafsu makan si anak.
Small
Eaters
Terminologi yang dipakai
untuk anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, dan feeding rules benar. Biasanya anak yang
termasuk kelompok ini adalah anak aktif, perkembangan
normal, lebih tertarik pada lingkungan dibandingkan makanan, tidak memiliki
masalah medis yang mendasari. Banyak orang tua cemas yang menghadapi anak
dengan kondisi seperti ini. Dr. Nathanne menjelaskan bahwa orang tua bisa
memberikan makan sedikit-sedikit dan cemilan sehat kepada anak.
Tidak semua masalah makan
dapat diatasi dengan mudah karena penyebabnya ada banyak faktor. Perlu tata
laksana terpadu yang melibatkan berbagai ahli. Rasanya 2 jam tidak cukup untuk membahas
tentang nutrisi dan stimulasi pada anak. Bagi Bloggiest yang mau konsultasi ke
Brawijaya Clinic, bisa langsung datang ke beberapa kliniknya lho :
Brawijaya
Clinic @ fX Sudirman
fX
Sudirman
Jl.
Jendral Sudirman #K 8A-8B,
Pintu
Satu Senayan, Jakarta Pusat
Telp
: 021-25554099 , 25554154
Brawijaya Clinic @ Oktroi Plaza
Oktroi
Plaza Building
Jl.
Kemang Utara Raya No.1
Jakarta
Selatan
Telp
: 021-71792074, 71792101
Brawijaya Clinic @ UOB Plaza
ANZ
Square – UOB Plaza
Podium
Thamrin Nine
Jl.
MH. Thamrin No.10 Jakarta Pusat
Telp
: 021-29261880
lengkap banget tulisannya, makasih ya sudah berbagi.., jadi inget lagi untuk maksimalin nutrisi anak2 terutama si bungsu yang lagi susah makan..
BalasHapusIya Mbak acara kemarin emang keren
Hapuswah, menarik.. yang jadi pertanyaan misalnya pada bayi usia 3 bulan yang tidak bereaksi membalas senyum, menandakan bayi tersebut mengalami apa ya mbak? Terimakasih :)
BalasHapusMungkin harus dilatih sering Mas stimulasinya. Lebih lanjut bisa konsultasi ke dokter yaaa. hehe
HapusWah, artikelnya cocok banget buat calon ibu (lagi) seoerti saya. :D Sayangnya di sini gak ada klinik itu, masih di Jakarta aja.
BalasHapusIya mbak, kemarin jg excited bgt dg acaranya
Hapuswaduh itu perbedaan syarafnya jauh banget ya, duhh aku harus terus mencurahkan kasih sayang untuk Alfi dan seimbangkan stimulasi *tinggalin laptop
BalasHapusYes, Alfi dapet pelukan mama
Hapus